GORENGAN BOJONG
apa yang kita dapat selama ini, bukan untuk selamanya....
Selasa, 29 Oktober 2013
Teknologi Informasi dan Komunikasi
hayu...babarengan ngalestarikeun budaya karuhun urang.. supados henteu pegat simpai lalampahan putus di tengah jalan....
Minggu, 27 Oktober 2013
Lembaran Baru
Selama ada putaran waktu ... pasti lembar demi lembar akan terbuka, lembaran baru tertulis, yang lama tertumpuk ...
Jumat, 06 April 2012
Sobat…, Masih Ingatkah Kepada Orang Tua?
Sewaktu bayi, entah berapa kali kita mengganggu tidur nyenyak ayah yang mungkin sangat kelelahan setelah seharian bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Mungkin juga kotoran kita ikut tertelan Ibu ketika kita buang “pup” di saat ibu sedang makan. Ibu juga tidak peduli ketika teman-temannya marah karena membatalkan acara yang sangat penting karena tiba -tiba anaknya sakit. Kekhawatiran demi kekhawatiran tiada pernah henti mengunjungi mereka setiap kali kita melangkah.
Beranjak dewasa, betapa tabahnya ayah dan Ibu menerima pembangkangan demi pembangkangan yang kita lakukan. Mereka hanya bisa mengelus dada karena teman-teman di luar sana lebih berarti daripada mereka. Jarang sekali sekali kita mau menyisakan waktu untuk menyelami mimik wajah mereka yang penuh kecemasan ketika kita pulang telat karena ayah dan ibu selalu
menyambut kita dengan senyum.
Sobat…
pernahkah dirimu bangun tengah malam dan mendengar tangisan Ibu dalam doanya seperti yang pernah aku dengar? Tangisan dan doa itulah yang mengantar kesuksesan kita. Pernahkah kita tahu Ayah dan ibu terluka dan mengiba kepada Allah agar kita jangan dilaknat, agar Allah mau mengampuni kita dan memberikan kehidupan terbaik untuk kita?
Sobat..
Pernahkah k ita merasakan apa yang ayah dan ibu kita rasakan, mereka rela tidak memiliki apa -apa demi anaknya mereka rela tidak memiliki baju baru, biar anaknya bisa sama dengan anak-anak yang lain, mereka rela makan dengan apa adanya, biar anaknya bisa menikmati m akanan yang enak mereka rela memberikan uang sakunya yang kadang-kadang hanya pas-pasan saja, biar anaknya bisa jajan, bisa sekolah, bisa kuliah….dan bisa hidup seperti anak-anak yang lain…
Sobat…
Pernahkah kita berterimakasih ketika kita dapati ayah dan ibu berbicara berbisik-bisik karena takut membangunkan kita yang tertidur kelelahan? Pernahkah kita menghargai patah demi patah kata yang mereka susun sebaik mungkin untuk meminta maaf karena mereka tidak sengaja memecahkan kristal kecil hadiah u lang tahun dari teman kita? Pernahkah kita menyesal karena lupa menyertakan mereka di dalam doa? Pernahkah kita menghitung dosa apa yang telah kita perbuat terhadap mereka…,mulai dari kita bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai tua nanti….
Ah, Sobat, betapa tak sebanding cinta dan pengorbanan mereka dengan balasan kasih sayang yang kita berikan. Setelah dewasa dan bisa “menghidupi” diri sendiri, kita masih bisa melenggang ringan meninggalkan mereka (mereka ikhlas asal kita bahagia). Ingatkah kita dengan semua jerih payah mereka.. dengan semua pengorbanan mereka.. dengan semua penderitaan mereka…
Mungkinkah kita bisa seperti Ismail yang merelakan dirinya disembelih ayah kandung demi menuruti perintah Allah? Atau seperti Musa yang dihanyutkan ketika bayi?
Ternyata kita masih sangat jauh… Lalu bakti seperti apakah yang bisa kita persembahkan? Sobat, bantu aku agar optimis! Ya, masih banyak waktu untuk mmbahagiakan mereka. Hal yang terkecil yang bisa kita lakukan adalah: tak mengatakan “tidak” ketika mereka menyuruh atau menginginkan sesuatu (tentu saja bukan yang bertentangan dengan agama) dan segera ambil alat komunikasi, hubungi mereka saat ini juga, sapa mereka dengan hangat, pastikan nada suara kita bahagia! Bahagiakan ayah, bahagiakan Ibu! Mulai dari sekarang, selagi Allah masih memberi kesempatan. Walau takkan pernah sebanding, doa -doa kitalah yang mereka harapkan menemani di peristirahatan terakhir nanti.
Ya Allah, ampunilah dosa -dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, kasihilah mer eka sebagaimana mereka mengasihi kami sedari kecil. Jadikan kami termasuk anak-anak yang saleh ya Allah hingga doa -doa kami termasuk doa -doa yang berkenan bagi Engkau. Aamiin ….
(Semoga kita semua dapat memberikan yang terbaik untuk kedua orangtua kita)
Senin, 19 Desember 2011
12 cara jitu...!!!!
1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka
kamu akan bahagia.
2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu
semakin kaya.
3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka
kamu akan termotivasi.
4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah
dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan...
5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tâÞi
pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.
6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka
inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.
7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek
akan menunggumu.
8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah
mencintai,maka kamu akan dicintai.
9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan
tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki
yang lainnya.
10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti, tapi
bergeraklah,maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur. tapi bersyukurlah, maka
bertambah kesuksesanmu.
12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Maka kamu pasti bisa!
Sabtu, 17 Desember 2011
hampa....
sahabat, saat ini aku merasa hampa, segalanya tiada berarti bagiku,
hari ke hari serasa hanya menunggu sesuatu yang tak pasti,
kenapa semua bisa terjadi, itu ungkapanku dalam hati,
siapa yang mesti di salahkan dan kenapa mesti ada yang di persalahkan?
bukankah hidup manusia sudah ada yang mengatur,
bukankah kita hanya seperti wayang yang bisa berbuat atau bergerak apabila dalang menggerakkan kita,
demikian juga manusia, semua ada yang mengatur, semua ada yang telah menggariskan,
yaitu Allah SWT,
Apakah kita hanya bisa merenungi nasib dan hanya "tumarima dan tumamprak", kita wajib berikhtiar.......
kita wajib berusaha...
jangan putus asa, berjuang!
berjuang!
hadapi kenyataan!
hadapi sisa-sisa kehidupan dengan semangat...!!!!
kita tak pernah tahu kapan dan dimana akhir kehidupan kita,
sebelum hari "H" itu tiba,
berkaryalah untuk sesama....!!!!!!
semangat!!!!!
semangat !!!!!
(17-12-2011)
Sabtu, 10 Desember 2011
...do'a ku...
Ya Allah,
ampunilah dosa-dosaku,
dosa kedua orangtuaku dan sayangilah mereka lebih dari mereka menyayangiku di masa kecil, mudahkanlah segala urusanku, lindungilah aku dan keluargaku dari hal2 yang buruk, sembuhkanlah aku dari penyakitku,
berilah aku panjang umur dengan sehatnya,
murahkanlah rezekiMu untuk aku dan keluargaku,
berikanlah aku dan keluaragu kesenangan, ketenangan, ketentraman lahir dan batin,
dan semoga Engkau menjadikan putra dan putriku menjadi orang yang pinter, baik hati sholeh dan sholehah,
jadikanlah aku dan keluargaku orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah Engkau berikan yang begitu banyak dan tak terhitung,......
Amin.....
Sabtu, 03 Desember 2011
"a r t i" sahabat
Suatu ketika ada dua orang sahabat karib sedang berjalan melintasi gurun pasir.
Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tetapi dengan tanpa berkata-kata.Dia menulis di atas pasir :"Hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku."
Kemudian mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu :"Hari ini, sahabat terbaikku menyelamatkan nyawaku."
Orang yang menampar dan menolong sahabatnya, bertanya, "Mengapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulisnya di batu ?"
Temannya tersenyum sambil menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut.
Namun jika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."
Di tengah perjalanan, mereka bertengkar, dan salah seorang menampar temannya.
Orang yang kena tampar, merasa sakit hati, tetapi dengan tanpa berkata-kata.Dia menulis di atas pasir :"Hari ini, sahabat terbaikku menampar pipiku."
Kemudian mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis, di mana mereka memutuskan untuk mandi.
Orang yang pipinya kena tampar dan terluka hatinya, mencoba berenang namun nyaris tenggelam, dan berhasil diselamatkan oleh sahabatnya.
Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya sudah hilang, dia menulis di sebuah batu :"Hari ini, sahabat terbaikku menyelamatkan nyawaku."
Orang yang menampar dan menolong sahabatnya, bertanya, "Mengapa setelah saya melukai hatimu, kau menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulisnya di batu ?"
Temannya tersenyum sambil menjawab, "Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang berhembus dan menghapus tulisan tersebut.
Namun jika sesuatu yang luar biasa terjadi, kita harus memahatnya di atas batu hati kita, agar tidak bisa hilang tertiup angin."
Langganan:
Postingan (Atom)