Jumat, 06 April 2012
Sobat…, Masih Ingatkah Kepada Orang Tua?
Sewaktu bayi, entah berapa kali kita mengganggu tidur nyenyak ayah yang mungkin sangat kelelahan setelah seharian bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Mungkin juga kotoran kita ikut tertelan Ibu ketika kita buang “pup” di saat ibu sedang makan. Ibu juga tidak peduli ketika teman-temannya marah karena membatalkan acara yang sangat penting karena tiba -tiba anaknya sakit. Kekhawatiran demi kekhawatiran tiada pernah henti mengunjungi mereka setiap kali kita melangkah.
Beranjak dewasa, betapa tabahnya ayah dan Ibu menerima pembangkangan demi pembangkangan yang kita lakukan. Mereka hanya bisa mengelus dada karena teman-teman di luar sana lebih berarti daripada mereka. Jarang sekali sekali kita mau menyisakan waktu untuk menyelami mimik wajah mereka yang penuh kecemasan ketika kita pulang telat karena ayah dan ibu selalu
menyambut kita dengan senyum.
Sobat…
pernahkah dirimu bangun tengah malam dan mendengar tangisan Ibu dalam doanya seperti yang pernah aku dengar? Tangisan dan doa itulah yang mengantar kesuksesan kita. Pernahkah kita tahu Ayah dan ibu terluka dan mengiba kepada Allah agar kita jangan dilaknat, agar Allah mau mengampuni kita dan memberikan kehidupan terbaik untuk kita?
Sobat..
Pernahkah k ita merasakan apa yang ayah dan ibu kita rasakan, mereka rela tidak memiliki apa -apa demi anaknya mereka rela tidak memiliki baju baru, biar anaknya bisa sama dengan anak-anak yang lain, mereka rela makan dengan apa adanya, biar anaknya bisa menikmati m akanan yang enak mereka rela memberikan uang sakunya yang kadang-kadang hanya pas-pasan saja, biar anaknya bisa jajan, bisa sekolah, bisa kuliah….dan bisa hidup seperti anak-anak yang lain…
Sobat…
Pernahkah kita berterimakasih ketika kita dapati ayah dan ibu berbicara berbisik-bisik karena takut membangunkan kita yang tertidur kelelahan? Pernahkah kita menghargai patah demi patah kata yang mereka susun sebaik mungkin untuk meminta maaf karena mereka tidak sengaja memecahkan kristal kecil hadiah u lang tahun dari teman kita? Pernahkah kita menyesal karena lupa menyertakan mereka di dalam doa? Pernahkah kita menghitung dosa apa yang telah kita perbuat terhadap mereka…,mulai dari kita bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai tua nanti….
Ah, Sobat, betapa tak sebanding cinta dan pengorbanan mereka dengan balasan kasih sayang yang kita berikan. Setelah dewasa dan bisa “menghidupi” diri sendiri, kita masih bisa melenggang ringan meninggalkan mereka (mereka ikhlas asal kita bahagia). Ingatkah kita dengan semua jerih payah mereka.. dengan semua pengorbanan mereka.. dengan semua penderitaan mereka…
Mungkinkah kita bisa seperti Ismail yang merelakan dirinya disembelih ayah kandung demi menuruti perintah Allah? Atau seperti Musa yang dihanyutkan ketika bayi?
Ternyata kita masih sangat jauh… Lalu bakti seperti apakah yang bisa kita persembahkan? Sobat, bantu aku agar optimis! Ya, masih banyak waktu untuk mmbahagiakan mereka. Hal yang terkecil yang bisa kita lakukan adalah: tak mengatakan “tidak” ketika mereka menyuruh atau menginginkan sesuatu (tentu saja bukan yang bertentangan dengan agama) dan segera ambil alat komunikasi, hubungi mereka saat ini juga, sapa mereka dengan hangat, pastikan nada suara kita bahagia! Bahagiakan ayah, bahagiakan Ibu! Mulai dari sekarang, selagi Allah masih memberi kesempatan. Walau takkan pernah sebanding, doa -doa kitalah yang mereka harapkan menemani di peristirahatan terakhir nanti.
Ya Allah, ampunilah dosa -dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, kasihilah mer eka sebagaimana mereka mengasihi kami sedari kecil. Jadikan kami termasuk anak-anak yang saleh ya Allah hingga doa -doa kami termasuk doa -doa yang berkenan bagi Engkau. Aamiin ….
(Semoga kita semua dapat memberikan yang terbaik untuk kedua orangtua kita)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mangga kasadaya dulur anu bade ngiringan ngomentar atanapi pesen gorengan bojong di antos..... GRATIS>>>>>>........